REVITALISASI MUTU PENDIDIKAN DI WILAYAH 3T
Abstract
The aims of this research are 1) to find out the nature or meaning of the 3T area, 2) to find out indicators of low quality education in the 3T area, 3) and to find out the strategy for improving the quality of education in the 3T area along with the improvement procedures. By using the qualitative research method of literature study, namely by collecting information from various reading books and literature, it was found that education in the 3T areas or frontier, remote, and underdeveloped areas is currently still low. This condition is caused by various things, one of which is Indonesia's topography which is spread from east to west. An area is said to be a 3T region regulated in the Republic of Indonesia Presidential Regulation Number 131 of 2015 concerning underdeveloped areas, one of which is the low quality of education. Therefore it is necessary to improve the quality of education so that educational goals can be realized optimally. Efforts to increase this are not only carried out by one party, but by all parties, namely from the center, educational units, to the community.
References
Abdulmuid, M. (2013). Manajemen Pendidikan. Penerbit Pengging Mangkunegaraan.
Ahmad Syafi. (2020). Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Penerbit Laksita Indonesia.
Allo, W. B. (2022). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Apokalupsis, 13(1), 19–39.
Ambarita, J., & Yuniati, E. (2020). PAK dan Covid-19 Problematika Pembelajaran PAK Daerah Tertinggal. Penerbit Adab.
Disdikpora. (t.t.). Pentingnya Pendidikan Bagi Semua Orang. https://disdikpora.bulelengkab.go.id
Fadhli, M. (2017). Manajemen Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jurnal Studi Manajemen Pendidikan, 1(2), 2.
Novita, L. (2017). Indikator Mutu Sekolah Menurut Prespektif OrangTua Siswa Di SMP Negeri 2 Bantul. Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 6, 2, 2.
Presiden, P. (2015). PerPres RI Nomor 131 tahun 2015-2019 Tentang Daerah Tertinggal. Peraturan Presiden.
Rustad, S. (2013). Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal: Menempa Diri Demi Ibu Pertiwi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Saputro, A. N. C., Kuswandi, S., & Pu, S. (2022). Manajemen Mutu Terpadu Untuk Pendidikan. Yayasan Kita Menulis.
Sugiarto, E. (2015). Menyusun Proposal Penelitian Kualititatif: Skripsi dan Tesis (T. D. S. Media, Ed.; Pertama). Suaka Media.
Sulistiyani, A. T., & Nursam. (2019). Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Daerah Tertinggal. Kementerian Desa PDT Transmigrasi.
Sulistiyani, A. T., & Yuliani, K. (2019). Potensi Lokasi dari Lubuk Daerah Tertinggal: Inovasi Tenun Ikat Rote Ndao dan Alor. Kementrian Desa PDT dan Transmigrasi.
Syarifuddin, M. A., Mardianto, A., & Maknun, J. (2021). Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T (1 ed.). Direktorat Sekolah Dasar - Kemendikbudristek.
Yaniawati, R. P. (2020). Penelitian Studi Kepustakaan (Library Research) (Penyamaan). Lingkungan Dosen FKIP Unpas.
Zedd, M. (2003). Metode Penelitian Kepustakaan. Yayasan Obor Indonesia.
Zulkarnaen, & Handoyo, A. D. (2019). Faktor Penyebab Pendidikan Tidak Merata di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA 2017, 1(20–23).
